CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 05 September 2012

Memantaskan Diri


Sejenak aku memikir kan semua maksud dari kata-kata mu di blog mengenai kebebasan yang kau inginkan..

Tapi bukan ikatan yang mencekik leherku dengan sangat kuatnya. Karna jika tak mati karna menahan diri, tentu aku ingin mencari cara untuk menyelamatkan diri.


Tiap kata, tiap kalimat benar-benar ku cerna dalam pikiran ku..

Aku pun sempat bertanya kepada diri ku..

Apa kamu sungguh menginginkan itu?

Apakah kamu ingin aku menjadi acuh terhadapmu ?

Atau mungkin kamu menginginkan aku kembali seperti dulu lagi? Cuek ?

Seperti yang telah kulakukan terhadap mantan-mantan ku. Apakah seperti itu yang kau mau ?

Entahlah...
Rasanya terhempas seperti menahan apa yang sudah ditahan,
Rasanya aku ingin berjalan tanpa henti, dan tidak satupun orang bisa menghentikan langkah ku
Aku akan melangkah jauh …. Jauh ….. jauh hingga bayangan aku sendiri pun tersamar hingga tak terlihat

Aku orang yang enggan untuk mengeluarkan isi otak ku secara langsung, mungkin hanya sebuah tulisan yang hanya bisa aku ungkapkan,..

Apakah kau tau aku menahan rindu hingga  sesak di ujung rongga dada ini?

Apa kau tau aku bingung ketika ada masalah - masalah yang sebenarnya ingin aku ceritakan tapi aku enggan menceritakan kepadamu? Karena aku tahu, pasti kau lelah sudah seharian bekerja dan aku pun tidak ingin membebani mu dengan masalah ku…

Apakah kau tau aku hanya ingin kau berbagi cerita dengan ku, aku siap mendengar semua keluh kesah mu? Mendengar apa yang terjadi disana? Mendengar apa yang tidak kau sukai dan kau sukai?

Tapi apa yang kudapat?

Baiklah kalau itu mau mu, aku akan mencoba berusaha lagi untuk menjadi lebih pantas,,.

Lebih tepatnya memantaskan diri sebelum dipantaskan 

Minggu, 02 September 2012

Ketika Sebuah Penerimaan Dijadikan Kekuatan? ?


Halo  teman hari ini aku baru membaca sebuah buku dari kekasih hatiku yang aku pinjam ketika dia medapatkan buku ini setelah mengikuti salah satu kuis , judulnya “ The Power Of Receiving”.. horeyyy #tepoktangan



Awalnya aku pun bertanya – 
Tanya tentang apa sih ini buku? 
Apa sih yang menarik? 
Hingga di teliti selama 20 tahun?  
Bagaimana bisa penerimaan dijadikan kekuatan (klo diartikan dalam bahasa Indonesia,hehe)


Awal aku buka buku ini ternyata bagus karena pengarang menyampaikan kegunaan buku atau manfaat bila membaca buku ini, dan kegunaanya dibagi dalam beberapa tujuan untuk perempuan, laki-laki dan profesi yg bekerja untuk menerima bantuan, intinya sih bagaimana kita mempunyai tujuan dengan cara menerima

Dalam bab awal aku diberi sebuah cerita yang menurut ku sangat menarik dan unik yang belom pernah ku dengar dari buku-buku yang pernah aku baca (yah mungkin karena aku hanya lebih banyak membaca komik)
Ceritanya berawal dari salah satu keluarga yang terkena musibah banjir, ada seorang pria dalam keluarga tersebut yang meminta pertolongan kepada Tuhan untuk menyelamatkan dirinya dan keluarganya, setelah dia memohon datang lah perahu penyelamat, tetapi pria malang itu bilang, tolong saja yang lain dan biarkan Tuhan saja yang menolongku, dan menurutku betapa ketidakmengertian pria tersebut atas bantuan yang diberikannya, yah ibarat kata “masih untung ada yang mau nolongin dari pada tidak kan”, Dan untuk kedua kalinya dia berdoa lagi kepada Tuhan, ya Tuhan tolong lah aku dari banjir ini, dan alhasil helicopter datang tapi pria malang ini lagi – lagi menjawab tolong saja yang lain karena aku akan ditolong Tuhan, dan sampai akhirnya pria itu dan keluarganya mati karena tenggelam… dan ketika dia mati dia bertanya pada Tuhan “Tuhan aku sungguh-sungguh berdoa padamu tetapi kenapa kau tidak menyelamatkan ku?? Tapi kata Tuhan “ aku sudah mengirim pertolongan buat mu pertama perahu dan kedua helicopter…. Dari sini lah bisa diambil kesimpulan mungkin ketidakmengertian atau mungkin pria ini menghiraukan sebuah penerimaan bantuan dari orang lain sehingga dia mungkin berpikir saya akan diselamatkan oleh Tuhan langsung,,  bagaimana mungkin?? tidak mengerti saya??

Dalam buku ini kita diajarkan untuk mencapai atau bagaimana cara agar kita mencapai tujuan yang kita inginkan… Pertama adalah menetukan tujuan anda?
Dalam menetukan tujuan ada tiga tahap,
 1). Menerima semua pujian, di buku ini saya banyak belajar bahwa ketika sesorang memberi pujian ke kita jangan di berikan penolakan tetapi berkata lah terima kasih kepada semua orang yang memuji kita, dan saya langsung mencoba tahap pertama

#  ) terima kasih kepada tanaman dirumah atas keindahan sehingga terlihat sejuk

 2). Hitunglah berkat anda, rasa terima kasih tadi adalah suatu kondisi dimana “semakin berterima kasih (menerima) maka semakin lebih banyak mendapatkan terima kasih tersebut, lalu saya menguji dengan menulis di sebuah kertas untuk hari ini berterima kasih

Ø  Saya berterimak kasih kepada kedua orangtua saya yang selalu tersenyum untuk di pagi hari
Ø  Saya terima kasih karena pacarku selalu menyanyangiku
Ø  Saya berterima kasih telah diberikan adik – adik yang selalu membuat saya tertawa
Ø  Dan saya berdoa penuh rasa terima kasih untuk hidup didunia yang baik seperti ini

  3) terbukalah secara spiritual . di bagian ini aku tidak mengerti tetapi yang aku menegrti dalam buku ini bahwa pda tahap inilah kita di anjurkan untuk tidak mengeluh

………………………………..

Dalam pertengahan Bab disini saya sangat antusias karena di ajarkan cara meditasi, dalam beberapa hal yang saya ketahui meditasi sangatlah mebosankan duduk dengan pikiran kosong mungkin kaki saya akan keram karena tidak biasa melakukan itu hehe 

Di buku ini diajarkan filosofi : 
"Tarik nafas : (lalu kita mengucapkan dalam hati) "saya tahu bahwa saya menarik nafas "
"Keluarkan nafas : (lalu kita mengucapkan dalam hati) "saya tahu bahwa saya mengeluarkan nafas "

dan ulangi itu selama 10 kali dan itu akan membuat anda tetap dalam kondisi sekarang
Saya mencoba nya dan akhirnya saya merasa lebih rileks dengan semua beban pikiran yang tentu nya mengikat saya...
Saya mengerti akhirnya dan saya mengetahui kalau saya sangat berharga di dunia ini, dan saya berusaha selalu mengucapkan kata terima kasih